Sabtu, 21 Agustus 2010

Kidunge Putrolelono

Kidunge Putro Lelono

Diajeng...............
Bengi iki sumiyuting angin...kang koyo playuning jemparing
agawe kekesing ati...anambahi girising wanci.
Dene kumlawening gending kang paring piweling
soyo agawe telesing waspo...anambahi kalising rasa

Diajeng................
Tresnaku kang mung siji iki...tak jaga kanti titi lan premati
rinengga kalawan setyaning lathi
tulusing ati...iklasing pakarti...

Dene sambang liriking netro...kang tansah dadi kumejoting ati
sarta lambang paringaning astamu...kang dadi panglipuring ati
kinantio dadi pangesti...lestari ing tembe mburi...

Yo, mung sliramu diajeng
wanita gegantilaning ati
kang tansah dak kanteni
lan dak impi...rino kalawan wengi...


Diajeng....
Naliko wancining bengi wis tumekaning ratri,
pirengno panangising suling,
piarsakno penjeriting genjring,
pitakokno parikaning gending,
saka putro lelono kang nandang sihing panalongso,
nyandang isining pangrasa,
nyabrang ilining panarima...

Anggayuh mring luhuring sukma
sucining rasa...sipating satria
angupadi mring sejatining tirto,
santosaning cipto...sampurnaning brata..

Anggraita mring wewayanganing manungsa,
wasesaning panguwasa...wewakilaning kawula

Angopeni mring omahe nyawa,
owahing hawa...dohing jiwa
kanti prihatining raga...ilaning karsa...talining waskita

Yo lumaraping urip,
lamparaning nasib,
lampahing gaib......
Salumahing bawono kang kebak reka arerupaning warna....

Duh, diajeng ayu...........elingno
baya kapan lara lapa iki enggal oncat...
saka ati kang semplak....
kang kebak rasa ing panalangsa.....



tugurejo,kemis malemjum'at tabuh siji
" ndok "




Jumat, 18 Desember 2009

Perasaan Bersalah

Tulisan ini aku buat siang, sekitar jam 2 tanggal 19 Desember 2009.

Ada perasaan bersalah dan berdosa...ketika pada malam sebelumnya aku berkata kasar pada seseorang..padahal aku sangat menghormati dan menyayanginya...melebihi siapapun...masalahnya juga sepele....hanya aku merasa dibohongi...aku merasa, padahal belum tentu dia bohong...
Aku sangat menyesal kok bibir ini nerocos ajaaaaaaaaaa...kayak bibir nggak pernah sekolah....

aku tahu dia sangat terluka dengan omelanku...makianku...dan segala sumpah serapah yang keluar dari bibir jelekku ini....aku menyesal, tapi ucapan tidak pernah bisa ditarik kembali...
mulutmu, harimau mu...itu sangat cocok untuk pelajaran bagiku....
aku juga ingat akan cerita tentang sebuah paku dan papan.........yang menceritakan tentang sebuah paku telah melukai dan melubangi papan itu...meskipun paku itu telah dicabut...tapi papan itu tetap luka...dan tetap berlubang...

penyesalan memang selalu datang belakangan.....
tatpi dengan penyesalan itu aku bisa belajar banyak...agar hati hati dalam berucap....

Minggu, 25 Oktober 2009

Jangan Mudah Menyerah

( Pelajaran dari tumbuhan Pakis )

Kisah ini diambil tentang seorang gadis yang sudah putus asa dalam hidupnya dan ingin meninggalkan segalanya , meninggalkan pekerjaannya , orang – orang yang dicintainya, bahkan ingin meninggalkan hidupnya.

Suatu hari berjalanlah si gadis tadi ke tepi sebuah hutan. Dengan keputus asaan yang teramat sangat, dia mengharap ada sebuah binatang buas yang menerkamnya agar segera terbebas dari penderitaan yang dialaminya.

Dalam kelelahannya dia duduk disebuah gubuk tempat petani beristirahat melepas lelah. Sampai akhirnya tanpa terasa sigadis terlelap dan bermimpi bertemu dengan seorang kakek tua, berjenggot panjang, mengenakan jubah putih bertongkat dan berwajah bersih.

“ Kakek, tolong tunjukkan kepada saya cara bunuh diri yang baik “ kata si gadis tadi

“ Kenapa kamu melakukan itu ? “ tanya si kakek sambil mengerutkan dahinya

“ Saya sudah putus asa dalam hidup ini. Semua yang saya lakukan dianggap salah. Tidak ada yang benar terhadap apa yang saya lakukan. Meskipun saya sudah berusaha memperbaiki sikap saya, tetapi tidak pernah benar “ jawab si gadis...

“ Cepat kakek....tunjukkan cara bunuh diri yang baik “ desak si gadis itu.

“ Hemmm..........begini...” jawab si kakek.

“ Coba lihat di sekelilingmu. Disana terdapat tanaman pakis dan bambu “

“ ya “ jawab si gadis “ lantas kenapa dengan pakis dan bambu itu ? “ lanjut si gadis

“ Ketika aku menanam pakis dan bambu itu, aku merawatnya dengan sangat baik, telaten dan kurawat sepenuh hati. Aku memberi keduanya cahaya. Menyirami dengan air yang cukup. Tetapi pakis tumbuh lebih cepat dibandingkan bambu . Daunnya pakis hijau , segar , menutupi permukaan tanah di hutan ini.

Sementara benih bambu belum menghasilkan apa – apa. Berbeda dengan pakis itu.

Tetapi aku tidak menyerah. Tetap kurawat kedua tanaman itu dengan perlakuan yang sama. Tidak pernah aku bedakan sedikitpun.

Sampai dengan tahun pertama, pakis sudah tumbuh dengan subur dan menyebar kemana – mana hampir memenuhi hutan ini.Bambu tetap belum menghasilkan apa – apa. Tetapi aku tidak menyerah..

Tahun ke dua tanaman pakis semakin banyak dan semakin subur. Suasana hutan menjadi lebih hijau dengan adanya tanaman pakis itu. Benih bambu tetap belum menghasilkan apa – apa. Aku tidak menyerah.

Ditahun ke tiga, benih bambu belum menghasilkan apa – apa. Aku tetap tidak menyerah.

Dan di tahun ke empat, mulailah muncul tunas kecil dari benih bambu itu.

Dibandingkan dengan pakis, benih bambu itu tidak ada apa – apanya. Tampak kecil sekali dan tidak bermakna. Tetapi enam bulan kemudian, tunas bambu kecil itu mulai menjulang sampai 2 meter. Melebihi tingginya pakis yang lebih dulu tumbuh. Dibutuhkan waktu sekian tahun untuk menumbuhkan akar pohon bambu itu agar lebih kokoh dan kuat. Akar itu membuat bambu lebih kuat dan memberi apa yang diperlukan oleh bambu itu untuk bertahan hidup.

Kamu mengerti maksud cerita itu nak ? “ tanya si kakek dengan lemah lembut.

“ Belum kek.,.aku bingung “ jawab si gadis dengan polos

“ Nak, disaat kita sedang menghadapi semua kesulitan hidup, perjuangan yang sedemikian berat, sejatinya kita sedang menumbuhkan akar – akar kehidupan. Aku tidak meninggalkan bambu itu meskipun sampai tiga tahun benih bambu itu belum menampakkan tanda – tanda kehidupan. Dengan penuh keyakinan aku merawat dan merawat benih bambu itu setiap hari.Karena aku yakin bahwa bambu itu sedang menancapkan akar guna menopang kekuatan hidupnya.

Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Karena masalahmu berbeda dengan masalah orang lain.

Aku juga tidak pernah membandingkan benih bambu itu dengan benih pakis.

Bambu mempunyai tujuan hidup yang berbeda dengan pakis. Meskipun keduanya membuat hutan menjadi lebih indah.” si kakek menjelaskan makna kehidupan itu kepada si gadis.

“ Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi “ lanjut si kakek.

“ Saya akan menjulang setinggi apa kek ? “ tanya si gadis

“ Setinggi apa bambu bisa menjulang ? “ tanya si kakek

“ Setinggi apa yang bisa dicapainya “ jawab si gadis

“ Ya..benar !! Agungkan dan muliakan nama Tuhan dengan berbuat dan menjadi yang terbaik, meraih yang tinggi setinggi kemampuanmu. Tuhan tidak akan memberimu beban diluar batas kemampuanmu !! “ tandas si kakek

Si gadis itu tergugah dalam mimpinya, dan meninggalkan hutan untuk memulai hidupnya dengan baik.

Moral dari cerita ini adalah :

  1. Tuhan mempunyai rencana yang berbeda untuk masing – masing ciptaan-Nya. Berdo'alah selalu dan biarkan Tuhan membantu kita mencapai tujuan itu.
  2. Semua orang mengalami saat – saat ingin menyerah dalam hidup ini. Jika menghadapi kesulitan dan hambatan dalam hidup,selalu ingat bahwa kita sedang menumbuhkan akar.
  3. Jangan pernah menyesali satu haripun dalam hidup ini. Hari baik memberikan kebahagiaan tetapi hari buruk memberikan pengalaman,. Keduanya sangat bermanfaat dalam hidup ini.
  4. Tuhan tidak memberikan kehidupan tanpa kesulitan. tawa tanpa kesedihan, matahari tanpa hujan. Tetapi Tuhan memberikan kekuatan, hiburan untuk kesedihan dan cahaya untuk menerangi hidup ini.

( ndok,-tugurejo04agt09)

Tulisan ini saya edit 5 Juli 2009


MENJUAL SISIR PADA BIKSU

Ada sebuah perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya, sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.

Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang datang mengikuti wawancara yang diadakan ... jika ditotal jumlahnya hampir seratus orang hanya dalam beberapa hari.

Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yang sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara terakhir.

Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara.

Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr. C)

Pimpinan pewawancara memberi tugas :

"Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali untuk memberikan laporan setelah itu."

Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan.

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A :

"Berapa banyak yang sudah anda jual?"

Mr. A menjawab: "Hanya SATU."

Si pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"

Mr. A menjawab:

"Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya yang ketombean."

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B :

"Berapa banyak yang sudah anda jual?"

Mr. B menjawab : "SEPULUH buah."

"Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada sang Buddha."

Kemudian, Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C :

"Bagaimana dengan anda?"

Mr. B menjawab: "SERIBU buah!"

Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.

Si pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa melakukan hal itu?"

Mr. C menjawab:

"Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana. Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, 'Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.' Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir!"

MORAL DARI CERITA

Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :

1) 85% kesuskesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena kemampuan.

2) SIKAP itu lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus dan keberuntungan.

Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap kita menghadapi masalah.

Dalai Lama biasa berkata : "Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk menyelesaikan semua masalah."

"Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegah teguh pada harapan. Ini karena harapan adalah : hal yang membuat kita bisa terus melangkah dengan mantap, berdiri teguh - dimana pengharapan hanyalah sebuah awal. Sedangkan segala sesuatu yang tidak diharapkan .... adalah hal yang akan mengubah hidup kita."

Meredith Grey, Grey's Anatomy - Season 3

Ingatlah, saat keadaan ekonomi baik, banyak orang jatuh bangkrut. Tapi saat keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru baru yang bermunculan. Jadi, dengan sepenuh hati terapkanlah SIKAP kerja yang benar 85%. Semoga sukses !"